Di mana kita di komunikasi ala Internet?

Menyenangkan sekali berselancar di internet. Jiwa kreatif Anda bisa dikembangkan dengan leluasa lewat media telekomunikasi yang satu ini. Asalkan gunting Depkominfo tak salah mutusin akses, dunia virtual Anda seperti tak bertepi, terutama jika ditunjang kapasitas bandwidth yang melimpah ruah.
Pada suatu kesempatan, saya bertanya pada diri, "apa sebenarnya yang (selalu) dicari orang di internet?" tentu bukan sekadar ber-hahahihi via Facebook seperti kebanyakan kita saat ini. Banyak orang 'bisa hidup' dari ketekunan 'menenun minpi' lewat blog, dan konten-konten lain yang berpredikat 'paling dicari', meski memang tak sedikit pula yang berhasil mendulang keuntungan dari lapak-lapak instan di 'jejaring sosial OTC'.
Flashback ke awal kehadirannya, internet sebagai komunikasi massal sudah mulai menggejala pada akhir era 1990-an. Di tengah kondisi akses yang masih sangat terbatas, internet menyeruak untuk membuktikan dirinya mampu tumbuh mencuat sebagai platform pola komunikasi baru abad 21. Kini, dengan internet, jarak kesenjangan komunikasi korporat dengan konsumen, pemerintah dengan rakyat, selebritas dengan fan mereka bisa dipangkas. Gemerlap dunia tampil lebih 'profan', dan pada saat yang sama memancarkan gemilangnya dunia telekomunikasi berbasis internet.
Internet tidak terkungkung dalam dunia teks dan visual yang monoton dan bisu, lewat bahasa komputer yang universal, aneka konten komunikasi bisa dihadirkan. Ia benar-benar egaliter. Tengok saja, siapa sangka Mark Zuckerberg dengan Facebook-nya bisa sontak menjadi kompetitor terunggul jauh menyaingi  situs-situs jejaring sosial pendahulunya yang pada masanya menjadi ikon, bahkan menjadi bidikan korporat IT sebesar Microsoft. Itu versi gosip dunia IT, loh :). Persaingan popularitas antarkonten pada internet yang berbuah pada lalu-lintas pundi-pundi kekayaan juga sangat terbuka. Anda bisa saja menjadi pesohor saingan CEO Microsoft lewat kreativitas yang mumpuni. Batas 'mimpi di siang bolong' dengan 'kekuatan mimpi' terletak pada bagaimana kegigihan dan kreativitas, doa, dukungan kolega-kolega Anda, serta kehendak Yang Maha Kuasa, tentunya hehe.
Masih lekat pula di benak kita bagaimana lipsync Keong Racun menjadi begitu tenar beberapa waktu lalu hanya karena single itu diunggah dan berhasil terklik jutaan orang di Youtube. Namun meski sempat membuat heboh di media massa versi hardcopy, duet Shijo tidak sampai benar-benar booming di dunia nyata. Well, meski sangat masal, menjanjikan kesuksesan instan, ternyata nilai-nilai yang dianut internet masih sama, ia menuntut expertise yang tak bisa instan dan sambil lalu dari 'warganya'. Jadi ayo tentukan di mana posisi kita di dunia internet mulai dari sekarang. Tak ada kata terlambat, selama jiwa masih dikandung badan :)

No comments: