Mengenalkan konsep produktivitas dan merealisasikannya dengan anak (1 dari beberapa tulisan)

Konsep produktivitas dan kerja perlu diperkenalkan sejak dini pada anak. Mengenalkan konsep sekaligus mengajaknya merealisasikan kegiatan produktif bisa dilakukan pada saat anak sudah mampu diajak berkomunikasi verbal secara interaktif dan efektif, serta kemampuan motoriknya mampu merespon instruksi. Selalu, tunjukkan kasih sayang dalam memperkenalkannya.
Mengapa memahami konsep produktivitas serta merealisasikannya menjadi penting bagi dirinya? Seperti kita tahu bahwa pada kenyataannya orang dinilai dari kinerja mereka baik sebagai individu maupun sebagai bagian dari komunitas sosial. Pemahaman seseorang akan peran mereka secara individu, maupun dirinya sebagai bagian dari masyarakat akan menentukan efektivitas mereka dalam mengelola peran mereka dalam bersosialisasi, memahami logika bersosialisasi, dan pada akhirnya akan memahami tuntutan peran bagi kebaikan perkembangan jiwa mereka.
Kenyataannya, banyak orang yang dinilai 'tidak bisa bekerja', 'tidak bisa memahami alur kerja',bahkan dalam tataran terkecil, 'tidak memahami posisi dan peran individu mereka'. Hal ini sangat mungkin terjadi lantaran orang tua tidak memberikan kejelasan konkret tentang visi mereka pada anak seiring pertumbuhan fisik dan mental mereka. Secara kasat mata orang tua tampak memberikan keleluasaan pada anak, namun justru dalam benak anak, orang tua mereka tidak lebih seperti mengabaikan potensi dirinya. Atau dalam banyak kasus terjadi sebaliknya, orang tua sangat 'mengarahkan' anak sehingga anak tidak memiliki kesempatan 'bernafas' bagi pertumbuhan jiwa mereka. Di sini kita dapat melihat bahwa kemampuan komunikasi verbal tidak bisa dianggap remeh dalam pendidikan anak. Pemberian reward or punishment adalah konsep yang bisa dilakukan orang tua untuk membantu mengenalkan konsep produktivitas sekaligus merealisasikannya langsung dengan anak secara verbal dan nonverbal dengan dilandasi kasih sayang. Selama perlakuan ini dibutuhkan kontinuitas dan kesabaran. Kejelasan visi dan misi perlu dikomunikasikan secara verbal. sebagai contoh, ketika ada proyek pembuatan taman di halaman rumah, ayah dapat memberikan gambaran tentang desain, alur kerja dan jobdesc pada anggota keluarga. Anak laki-laki atau perempuan dapat dilibatkan membantu mengangkat perkakas ringan ke halaman dan mengangkutnya kembali saat pekerjaan selesai, membantu menyelesaikan keperluan-keperluan selama proyek sesuai kemampuan anak, seperti mengambilkan makanan dan minuman, menyiram tanaman agar tidak layu dan sebagainya. Sedangkan ibu dapat berperan dalam menyediakan makanan dan minuman. Mula-mula hal-hal teknis seperti ini perlu dikomunikasikan, namun beri mereka kesempatan berimprovisasi seperlunya. Berikan predikat panggilan yang memberikan kebanggaan yang sesuai dengan proyek, misalnya "pak insinyur tolong ambilkan meteran di laci meja," "chef rani, tolong bantu ibu membuat kue untuk ayah dan pak insinyur, ya" dengan pengkondisian sederhana ini diharapkan anak akan lebih termotivasi dan terlibat dalam penyelesaian proyek dengan tetap mengedepankan kasih sayang antara orang tua dan anak.
(bersambung)

No comments: